WRITING BY HEART
Oleh: Muslimah
Resume ke : 26
Gelombang : 29
Hari/Tanggal : Rabu, 23 Agustus 2023
Tema : Writing By Heart
Narasumber : Mutmainah, M.Pd
Moderator : Widya Arema
_Dari mana datangnya lintah, dari_ sawah _turun ke kali_
_Dari mana datangnya cinta, dari mata turun ke hati._
*_Hati adalah Raja, sedangkan anggota tubuh adalah prajuritnya._* “
Kita merasai senang, suka, sedih, bingung, khawatir, bahkan jatuh cinta dan patah hati menggunakan hati. *Hearth.* Segala yang kita sampaikan dari hati, maka akan sampai ke hati pula. Bagaimana jika menulis dengan melibatkan hati, apakah akan sampai pula ke hati pembacanya? Sure.... Pasti.... Terus bagaimana caranya? Sulitkah? Tekniknya apakah sama? Agar segala tanya tak membuat hati gundah gulana, ayoo masuk kelas saja. Malam ini kita akan menarikan tinta seiring kata hati, mencurahkan kisah membidik hati agar berbunga. See you to night
Dari jarak sepuluh kilometer , melesat keluar dari dalam lautan seekor ikan raksasa-setidaknya bentuknya masih mirip ikan. Masih jauh, tapi sudah terihat besar sekali, lebih besar dibanding gurita yang mengejar kami beberapa hari lalu. Ikan ini memiliki enam tanduk, ekornya panjang dengan sirip-sirip melengkung bagai surai. Kulitnya berwarna kuning keemasan, memantulkan cahaya matahari. Aku mengeluh, tidakkah urusan ini bisa lebih mudah? Kami bertiga masih dalam kondisi terikat, tidak bisa meloloskan diri, tidak bisa bergerak, ditambah lagi ikan raksasa ini.
“BAAAM!Lima belas detik terbang di udara, ikan raksasa itu berdebam kembali memasuki lautan, membuat ombak tinggi, bagai gelombang tsunami puluhan meter. Hitungan detik, gelombang itu tiba, kapal kami yang terikat jangkar, terbanting kesana-kemari. Hanya karena jaring perak mengunci tubuh kami ke lantai kapal, kami tidak terlempar ke lautan. Tapi itu tetap tidak bisa melindungi dari lidah ombak, yang segera membuat kami basah kuyup. *(Tere Liye dalam Komet Minor)*
Bacalah kutipan berikut ini.
Apa yang kita rasakan?
Semua indera dan perasaan seolah terlibat.
Inilah salah satu kelebihan menulis dengan hati.
Apa itu? Bagaimana caranya? Malam ini kita akan kupas tuntas di kelas KBMN.
*_Apabila kamu telah selesai dengan suatu urusan, maka segera kerjakanlah urusan yang lain._*
Salah satu tanda kita masih mencintai kehidupan adalah dengan terus bergerak.
Bergerak maju menjemput impian, dan bukan jalan ditempat, apalagi mundur kebelakang untuk mengingat kenangan. Sebab masa lalu hanyalah kenangan bukan diratapi dan dipertanyakan. Apalagi jika kenangan itu bersama sang mantan.. He he
_Pergi ke sungai memancing ikan_
_Ikan kecil ikan arwana_
_Salam sapa saya ucapkan_
_Assalamu'alaikum sobat semua_
Dan saya sampaikan Salam sejahtera untuk kita semua. Jumpa lagi dengan Arek Malang *Widya* di kelas spesial yang tanpa sekat dan batas. Malam ini kita memasuki pertemuan ke 26.
Pasti ada yang berpikir aah sayang sekali habis ini kelas berakhir. Tapi ada juga yang bersorak horeee, setelah ini bebas tugaas, bisa tidur cepet. Hayooo ngaku, yang senyum-senyum dipojokan pasti mikirnya gitu. He Yang pasti sobat, setelah kelas kita berakhir akan ada *rasa yang hilang*. Buktikan nanti saat kita usai dan tidak masuk kelas lagi. Baiklah Selama 2 jam ke depan kita akan sharing bersama dengan narasumber yang luar biasa.
*WRITING BY HEART*
Seperti pada pertemuan- pertemuan sebelumnya, acara kita terdiri dari:
1. Pembukaan
2. Pemaparan materi
3. Tanya jawab
4. Penutup
Baiklah Bapak/Ibu hebat siapkan gawai, teh hangat plus cemilan ringan untuk menambah semangat kita malam ini.
Dan pastikan keadaan rumah sudah terkondisi dengan baik.
Rentang kisah kami terjalin dalam layar kaca selama 1095 hari.
Diawali dalam kelas tanpa sekat dan batas. Kemudian berlanjut dalam kopdar penulis session 1 dan 2. Hingga membuat kami semakin dekat walau berjarak waktu dan tempat. Perbedaan jarak, tempat, suku, bahasa dan bangsa membuat jalinan ini tak hanya lurus semata. Berpintal, merenggang, menguat berkelindan membentuk sebuah jalinan rasa. Hingga akhirnya menyatu dan terikat dalam satu kata *PERSAHABATAN.*
Narasumber kita kali ini aseli orang Lebak. Seorang yang memulai debut dan karirnya di KBMN sebagai penulis. Tak terhitung berapa banyak karya antologi yang menjadi garapan dibawah kuratornya.
*_Assalamulaikum warahmatullahi wa barakatuh._**_Salam sejahtera untuk kita semua._*Selamat malam Bapak/Ibu hebat Indonesia yang tergabung dalam kelas Belajar Menulis Gelombang 29.
Perkenalkan, saya *Mutmainah* biasa dipanggil *Emut* dari Lebak Banten. Alumni peserta Belajar Menulis PGRI asuhan Om Jay *gelombang 24* (Januari-Maret 2022). Mulai belajar dari NOL BESAR hingga menghasilkan buku solo dan 20 buku antologi alias keroyokan.
Malam ini saya di temani mbak Momod yang luar biasa, Mbk Momod yang membimbing dan menggembleng saya hingga saya berani menerima tantangan menjadi Narsum di KBMN 29. Mbak Bro dia sahabat sekaligus Kakak bagi saya yang kadang baik atau bahkan bisa jutek dan galak
Malam ini pertama kali saya menjadi narasumber. Rasanya dag dig dug enggak karuan. Karena melakukan sesuatu yang belum pernah saya lakukan sebelumnya, namun *_Allahumma paksakeun_* bismillah InsyaAllah bisa.
*There's always a first time for everything* Selalu ada pengalaman pertama untuk segala sesuatu, dan untuk kesalahan dalam pengalaman pertama segala kesalahan termaafkan🤭 sedangkan keberhasilan adalah luar biasa. *I will never know until I try* Kalau saya tidak mencoba maka saya tidak akan tahu apakah saya melakukan kesalahan atau kegagalan atau menjadi sukses. Bagaimana pun jadinya nanti saya tetap mendapatkan hal yang sangat berharga sebuah pelajaran dari pengalaman yang saya alami. Malam ini kita sharing bareng2 tentang *Writing by Heart*
*Apa itu Writing by Heart?*
Sesuatu yang di tulis dengan hati akan sampai di hati pula. Sejatinya menulis adalah ketrampilan tertinggi setelah membaca dan berbicara. Menulis dengan hati artinya jadikan hati sebagai inspirasi saat menulis. Jadikan hati sebagai sumber untuk mengolah ide dan inspirasi yang disampaikan melalui tulisan. Otak dan pikiran hanyalah alat dari proses menulis yang bersumber dari hati tersebut.
Tulisan adalah jiwa, setiap yang berjiwa pasti bisa menulis, tulisan dengan hati akan sampai ke hati
*Tips menulis dengan hati*
1. Libatkan emosi.
Emosi yang dimaksud disini adalah emosi yg positif. Tulis apa saja yang kita rasakan, kita amati, dan kita dengarkan. Tulis semuanya apa adanya, tanpa perlu diedit terlebih dahulu. Jika kita menulis sambil mengedit tulisan kita tidak akan jadi. Saat menulis libatkan emosi kita. Beri warna dan rasa pada tulisan kita.
Saat kita menuliskan tentang kesedihan gambarkan kesedihan itu. Bagaimana rasanya sedih, tulis saja seperti kita sedang berbicara curhat pada sahabat kita jika kita sedang sedih. Saat kita sedang marah sampaikan rasa amarah itu dalam kata kata. Sehingga seolah pembaca merasakan aura kemarahan kita.
2. Libatkan panca indera.
Tiga sahabat itu meringkuk ketakutan. Di tengah samudra biru, mereka terombang-ambing di atas kapal yang sudah lubang sana sini. Tangan mereka terikat jaring dengan kuat, sementara mulut kelu dalam gigil kedinginan.
Dari kejauhan sesosok makhluk yang besar semakin mendekati mereka. Makhluk itu sangat besar, tingginya melebihi pohon kelapa. Badannya sebesar gedung tingkat delapan. Surainya mencuat tinggi berwarna keperakan disinari matahari. Entah makhluk apa yang mereka lihat. Matanya yang merah menampakkan amarah. Makhluk itu menghantamkan ekornya dengan kuat.
Byuuuurrrr, seketika air laut bergejolak setinggi 30 meter. Baju mereka basah kuyup, rasa dingin bukan masalah terbesar mereka. Tapi tatapan marah ikan itu. Ikan itu semakin mendekati mereka. Satu ayunan sirip lagi, akan tiba dihadapan mereka. Ooh bagaimana nasib ketiga sahabat itu selanjutnya?
Nah, bagaimana saat bpk/ibu membaca paragraf ini?Tentu kita juga merasakan dingin, dan ketakutan seperti ketiga sahabat itu bukan. Jadikan tulisan kita memiliki rasa takut, senang, melalui melihat, mendengar, membau. Libatkan semua panca indera.
3. Tulis sesuatu yang kita sukai.
Bapak ibu pasti pernah merasa jatuh cinta kan? Bagaimana kita menggambarkan orang yang kita sukai. Hemmm pasti paket lengkap untuk mendeskripsikannya. Mulai wajahnya penampilannya, sikapnya.
Bahkan senyumnya pun kita bisa melukiskannya dengan jelas. Kenapa bisa seperti itu? Kuncinya karena *SUKA*
Jangan menulis sesuatu yang tidak kita sukai. Ibaratnya jika Anda tidak menyukai minum kopi, jangan memaksa minum kopi. Pasti tidak akan menggambarkan kopi itu secara obyektif bukan?
Intinya tulis sesuatu yang kita sukai. Jangan menulis karena terpaksa. Ingat tulisan yang ditulis dengan terpaksa hanya akan berupa rangkaian huruf tanpa nyawa. Kosong, bisu dan tak membekas di hati pembaca
Menulis adalah soal perasaan. Tidak cukup hanya pengetahuan, seorang penulis harus memiliki pemahaman. Pemahaman dimulai dari memahami diri sendiri baru memahami orang lain.
Penulis yang punya rasa akan menjadi sensitif dan mampu menangkap banyak hal. Efek ke tulisan, tulisannya akan menjadi lebih dalam dan dapat dimaknai oleh pembaca karena menyentuh pembaca. Dengan melibatkan rasa, penulis akan merasakan pengalaman keterlibatan sesuatu yang menggelegak dari dalam dirinya dan hal itu kemudian akan ditangkap oleh pembacanya. Merasa nggak?
Menulis adalah seni. Seni adalah keindahan. Seni adalah kreativitas. Seni juga bisa berarti jalan. Dengan seni, penulis memiliki jalan yang otentik di dalam karya-karyanya yang sulit ditiru oleh orang lain. Jadi hal ini adalah sebuah ciri khas mendalam dari penulis.
4. Jangan Mengharap Pujian.
UNTUK APA KITA MENULIS?
Jika kita menulis hanya karena pujian, orientasi kita bukan pada segi manfaat tulisan kita. Tapi semata mata karena ingin dipuji. Dan saat tulisan kita sepi dari pujian maka kita akan badmood bahkan malas untuk menulis.
Berbeda dengan jika menulis semata2 karena ibadah ingin menebarkan sesuatu yg menghibur, yg bermanfaat. Dipuji atau tanpa dipuji kita akan terus melaju dengan tulisan kita.
5. Who dan do.
Who artinya kenali siapa yang akan membaca tulisan kita. Jika kita ingin tulisan kita mengena pada remaja maka posisikan diri kita sebagai remaja. Mulai dari gaya bahasa, topik dan hal- hal yang lagi digandrungi remaja. Jadikan diri bpk/ibu sebagai pembaca.
*Do* artinya pesan apa yang ingin kita sampaikan pada pembaca. Dengan harapan pembaca akan melakukan apa yang kita tulis dan kita harapkan sesuai tujuan tulisan kita.
6. READ AND READ.
Seorang penulis hendaknya suka membaca. Ibarat kendaraan maka membaca adalah bahan bakar seorang penulis. Dengan membaca kita akan kaya akan ide, bahasa dan bahsn menulis.
Dikutip dari Rencanamu.id (24/09/18), hasil dari penelitian Stephen D. Krashen dalam bukunya yang berjudul Writing: Research, Theory, and Application, bahwa ada hubungan antara kegiatan membaca dan menulis. Responden yang merupakan para penulis itu ternyata gemar membaca sejak kecil dan mengaku sudah terbiasa menulis sejak masih sekolah.
Jadi, semakin banyak seseorang membaca, wawasan dan pengatahuannya pun akan semakin luas, sehingga memiliki banyak referensi atau ide untuk menulis. Dengan kata lain, tiap kalimat yang dituliskan akan mengalir mudah, karena sudah mempunyai bekal informasi.
7. JUJUR
Mulutmu bisa berbohong tapi tulisanmu tidak. Kata orang apa yang tertulis tak mampu berbohong bahwa tulisan adalah isi hati penulis, saat matamu bisa berbohong maka tulisanmu tidak, artinya tulisan kita adalah gambaran dari kita
8. Konsisten.
Poin yang ke 8 ini sangat mudah dikatakan tapi susah dilakukan. Ibarat berjalan selalu ada karang yang menghadang. Angin badai menerpa, meruntuhkan kesadaran. Tapi yakinlah itu semua hanya kerikil tajam sandungan. Kan memperkokoh genggaman tangan dalam satu TUJUAN yakni menjadi penulis
Saat lelah mendera, pikiran buntu, atau *writer block* menyerang istirahatlah. Tapi setelah itu ayunkan kaki lebih tinggi. Tulisan yang dibuat dengan hati aksn sampai pada hati pula. Tulisan itu akan membius dan membekas dihati pembacanya. Saat tulisan kita memiliki soul, maka tulisan itu tidak akan membosankan. Melekat dalam ingatan.
1. Lebih menyentuh pembaca
Tulisan yang dihasilkan dari luapan emosi, akan lebih menggugah pembaca. Sebaiknya tulisan yang datar, akan terasa membosankan.
Saat menulis, Anda tidak hanya memproduksi kata-kata, namun Anda tengah memproduksi rasa. Maka hadirkan perasaan dan emosi positif saat menulis. Instal dalam diri Anda emosi positif sehingga membanjiri diri Anda selama proses menulis. Emosi positif ini akan membimbing untuk terus menerus mengeluarkan kata-kata. Coba rasakan tulisan Anda yang terbimbing oleh emosi positif, pasti sangat berbeda dengan apabila tulisan terbimbing oleh emosi negatif.
2. Ketika kita sedang menulis sebuah novel sepenuh jiwa, maka tulisan tersebut akan memiliki nyawa dan seolah-olah bisa dirasakan secara nyata oleh pembaca. Kita pasti pernah membaca sebuah buku yang membuat kita merasa masih larut dalam cerita meskipun sudah selesai membacanya? Bisa jadi penulis buku tersebut sangat menjiwai tulisannya.
3. Lebih mudah menyusun cerita.
Tentu kita pernah merasakan _Writer Block._ Tak ada ide menulis. Jangankan menulis paragraf. Membuat kalimat saja kadang tak terangkai. Maka cobalah menulis dengan hati. Tulis semua yang ada disekeliling kita, rasakan dengan indera kita. Tulis saja, tanpa mengindahkan kaidah penulisan. Tulis seolah kita berbicara. Menulislah dengan berbagi rasa lewat abjad, dan menyentuh hati pembaca lewat tulisan.
Bandingkan dua tulisan ini
Contoh menulis melibatkan hati dan tidak melibatkan hati
1. Hari ini hujan turun dengan lebat. Budi sang penjual koran duduk kedingian di trotoar dengan menahan rasa lapar.
2. Awan mendung terlihat menghitam, suara tetesan hujan semakin menderas. Sesekali terdengar cahaya kilat dan suara petir memekakkan telinga. Si budi kecil penjual koran, menggigil dalam beku. Matanya perih menahan tetesan hujan. Mulutnya membiru, seakan membeku. tangan dan kakinya kelu dan lunglai menahan lapar seharian. Tuhan berikan rezeki untuk bisa kumakan hari ini pintanya syahdu memandang awan kelabu.
Contoh no 2 tentu lebih menyentuh dan ngena karena di tulis sepenuh hati, beda dengan nomor 1 yang terasa datar
Demikianlah materi dari narasumber kita malam ini. Sangat bermanfaat dan menginspirasi kita. Mengulas habis trik dan kiat *Writing by Heart* dan cara membuat resume yang baik.
Semoga memacu kita untuk berprestasi mengikuti beliau yang Rruarr Biasaahh.
P1: Assalamualaikum, saya bu Aripa dari Muaro Jambi, izin bertanya.
saya rasa semua tulisan dimulai dari hati, jika hati tidak ikut di dalam tulisan maka pembaca tidak dapat apa yang mereka inginkan dari apa yang di baca?... benarkah seperti itu bu?... atau hanya perasaan saya saja?...
J1: Waalaikum salam bunda Aripa dari Muaro Jambi salam kenal sy dari Lubuk Linggau tetanggan kita🤭 Betul sekali bunda seperti yg telah dibahas di atas
P2: Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Selamat malam,Saya Soleh dari Jakarta
Pertanyaan:
1. Dalam menulis dengan hati, kita menulis sesuka hati kita (Idealis) atau menulis yang pembaca sukai (realistis)?
2. Untuk tulisan di buku, artikel di media cetak atau elektronik, lebih baik mengikuti selera pembaca atau kemauan hati kita dalam menulis?
Terimakasih
J2: Waalaikum salam pk Soleh
Menulis bisa saja mengikuti idealisme diri. Apa yang kita inginkan. Namun ketika kita ingin lebih banyak manfaat. Maka Menulis apa yang banyak dibutuhkan oleh orang lain
1. Dalam menulis tergantung pada tujuan kita menulis. Apakah tulisan kita untuk menyalurkan hasrat hati kita, ataukah kita ingin tulisan kita laku dan di gemari pembaca. Semua kembali pada diri kita masing-masing
2. Kalau tujuan kita untuk komersil dan memperkenalkan tulisan kita di khayalak. Maka tulis sesuatu yg disukai pembaca. Gali dan kembangkan sesuatu yg disukai itu sesuai hati kita.
P3: Saya Maya Rina dr SMP N 1 kisaran.
Saat tulisan kita memiliki soul maka tulisan kita TDK akan membosankan. Demikia yang saya simak dari pemaparan materi mbak tadi. Mohon penjelasan makna kalimat soul mbk. Trima kasih.
J3: Selamat malam bu Maya Rina
Soul itu jiwa. Jadikan tulisan kita berjiwa dan bernyawa. Jangan hanya tulisan kaku, mati, dan tak bernyawa. Sertakan ruh di dalamnya. Sehingga seolah tulisan kita berbicara, mendengar, bergerak dan bersuara
Sepertinya penjelasan dari narsum kita malam ini luar biasa. Sehingga banyak tanya yang sudah terjawab.
Untuk ibu narasumber bisakah memberi closing
Lupakan teori menulis, Just write and write
Mulailah menulis dengan hati
Menulis itu seperti berbicara sesuatu yang kita senangi
Menulislah dengan hati untuk menghadirkan hati pembaca dalam tulisan anda
Tulisan adalah nisanmu, dari karya kita akan dikenang banyak orang
Komentar
Posting Komentar