PROOFREADING SEBELUM MENERBITKAN TULISAN

Oleh: Muslimah
Resume ke :  12
Gelombang : 29
Hari/Tanggal : Jum’at, 21 Juli 2023
Tema : Proofreading Sebelum Menerbitkan Tulisan
Narasumber : Susanto, S. Pd
Moderator : Sim Chung Wei, SP

Puji syukur pada Sang Pencipta, atas pertolonganNya masih bisa mengikuti kuliah melalui WA di Grup KBMN 29. Hari ini pertemuan yang ke 12. Seperti biasanya, pemberitahuan materi tertulis pengantar yang menyertai dalam flyer. Sehingga dengan membacanya membuat rasa hati menjadi semakin penasaran dengan materi yang akan disajikan.

Pernahkan membaca sebuah karya tulis kemudian merasa kurang sreg, tidak nyaman? Mungkin karena banyak yang typo, atau banyak yang salah ejaan, huruf kapital kurang pas. Itulah perlunya proofreading. Apa itu proofreading? Mengapa perlu ada proofreading? Tekniknya bagaimana ya? Waaah banyak sekali pertanyaannya? Daripada pusing tujuh keliling yuuuuk masuk kelas malam ini.”

Moderator membuka kegiatan dengan mengucapkan salam dan mengajak peserta “Selamat malam, Assalamulaikum warahmatullahi wa barakatuh, Shalom,Salam sejahtera untuk kita semua.Om Swastyastu, Namo Buddhaya, Salam kebajikan.”Kemudian mengajak untuk berdoa menurut agama masing-masing. 

Maoderator yang membersamai pertemuan kali ini yaitu Bapak Sim Chung Wei, di BM ini, biasa dipanggil Koko Sim, saat ini mengajar di SD Saint Peter School, Jakarta Utara. Alumni peserta Belajar Menulis PGRI asuhan OmJay gelombang 26 (Mei-Juli 2022). Koko Sim akan menemani sahabat Nusantara menimba ilmu di kelas Menulis tanpa sekat dan batas, dengan judul "proofreading Sebelum Menerbitkan Tulisan" yang akan disampaikan oleh narasmber yang luar biasa, Pak Susanto, S.Pd.

Saya sudah merasakan ada rasa haus dari para peserta untuk belajar, tetapi mari kita berkenalan dahulu dengan narasmber hebat kita malam hari ini,yaitu Bapak SUSANTO, nama panggilan PakDSus. Lahir di Desa Gombong, Kebumen tahun 1971. Susanto adalah guru SDN Mardiharjo, Kec. Purwodadi, Kab. Musi Rawas, Sumatera Selatan. Belajar menulis di Grup WA Belajar Menulis Gelombang 15 (2020), ikut proyek antologi pertama Ukir Prestasi dan Tebar Inspirasi (2020) bersama Ibu Sri Sugiastuti (Bu Kanjeng). 

Menyusul buku solo pertama kumpulan resume belajar menulis Berani Menulis dalam 20 Hari (2020). Tahun 2022 menulis buku Pijar Lentera Asa, Memoar Guru Pembelajar (2022). Karya antologi lainnya adalah Senandung Guru 1 (2020), Jejak Digital Motivator Andal (2020), Membongkar Rahasia Menulis ala Guru Blogger (2021), Manuskrip Rasa (2022), dan Goresan Pena pada Sastra (2022). Pernah diminta menjadi editor beberapa buku karya sahabat: Kunci Sukses menjadi Moderator Online (2020), Bait-Bait Kerinduan, Antologi Puisi (2021), Haru Biru Perjalananku (2021), Purwakarya Literasi (2021), 9 Langkah Menulis Cerpen (2021), Manuskrip Rasa (2022), dan Healing with Traveling (2022). 

Saat ini aktif pada beberapa Grup Penulis untuk menimba ilmu dan berbagi pengalaman, seperti: RVL (Rumah Virus Literasi, Lagerunal, Grup Belajar Menulis Bersam Omjay (Wijaya Kusumah), dan AISEI. Saat ini sedang mengikuti proyek antologi RVL dan Penerbit Cahaya Pelangi Media. Emailnya: sus.54nto@gmail.com dan susanto963@guru.sd.belajar.id HP/WA: 081373353014.Facebook URL: 
https://www.facebook.com/Susantomusirawas/ 
Instagram URL: https://www.instagram.com/susanto_eni/ 
Youtube Channel URL: https://www.youtube.com/c/PakDheAntok

 Bagi sebagian besar kita mungkin sudah pernah pendengar istilah _Proofreading_ atau disebut juga uji-baca. Seperti apa _proofreading_ itu? apakah sama dengan proses editing? tanpa berlama-lama dan membuat peserta penasaran, saya persilahkan PakDSus untu memulai pemaparannya.

Salah satu bentuk dukungan kepada sahabatnya yang menulis buku adalah dengan membeli cara buku karya temannya.

Proofreading merupakan proses peninjauan kembali sebuah teks dilihat dari aspek kebahasaanya dan penulisannya. Tujuannya adalah untuk mengecek kembali bahwa teks atau esai yang diserahkan sudah bebas dari kesalahan pengetikan, ejaan, grammer, atau kesalahan mendasar lainnya.

Proofreading dan self editing akan membuat tulisan menjadi lebih baik dan benar, enak dibaca, dan dipahami. 
Proofreading atau mengoreksi tulisan
1. Apa itu proofreading atau mengoreksi tulisan ?
2. Mengapa proofreading perlu dilakukan?
3. Bagaimana cara melakukan proofreading?

Apa itu proofreading atau mengoreksi tulisan?
1. Proofreading adalah membaca ulang kembali
2. Untuk memeriksa sebuah tulisan
3. Agar diketahui ada tidak kesalahan

Kesalahan apa saja yang di koreksi?
1. Salti (kesalahan pengetikan) atau ejaan
2. Penggunaan tanda baca
3. Konsistensi dalam penggunaan namaatau istilah
4. Logika dari sebuah tlisan

Ada 4 hal yang akan di koreksi dalam Saltik atau Typo yaitu:
1.Typo incidental, kesaahan mengetik, cukup diperbaki
2. Typo individual, kecenderungan pribad, misalnya menulis kata “buku” pada awal kalimat selalu “BUku”
3. Typo automatic, koreksi otomatis dari aplikasi: bisa – bias, sosial –social; asma-atsma
4. Typo konseptual, bukan salah ketik melainkan salah konsep. Karier-karir; tana titik sesudah tanda seru atau tanda Tanya.

Setelah melihat saltik selesai, selajutnya memeriksa ejaannya, diantara yang diperiksa yaitu:
1. Penggunaan huruf
2. Penulisan huruf
3. Penggunaan tanda baca
4. Penulisan unsur serapan

Mengapa proofreading atau mengoreksi tulisan diperlukan?Penulis kadang kesulitan menemukan kesalahan atau merasa tulisan tersebut sudah benar dan layk diterbitkan. Kapan proofreading atau proofreading atau mengoreksi tulisan dilakukan? Akibat penulis melakukan kesalahan atau merasa tulisa tersebut sudh benar dan layak untuk diterbitkan maka mengoreksi tulisan setelah tulisanselesai dibuat. Jangan mengoreksi tulisan pada saat menulis atau sebelum diselesaikan.

 Siapa yang melakukan proofreading atau mengoreksi tulisan?
1. Penulis
2. Orang lain ( professional)

Bagaimana cara melakukan proofreading naskah sendiri(self editing)?
1. Menetralkan perasaan terhadap tulisan sendiri, diamkan naskah beberapa waktu
2. Membaca dulu seluruh naskah yang sudah ditulis sebelum mengedit agar tidak salah asumsi
3  Memeriksa saltik (typo), istilah, EYD, struktur, kelogisan.
4. Membaca dengn bersuara

Sebelum saya akhiri, saya mengingatkan satu hal (masih berkaitan dengan proofreading) *Akibatnya* kata yang kurang tepat .Menurut saya *Kalimatmu jangan panjang-panjnag!*. Pada kondisi tertentu, sesuatu yang panjang sangat disukai. Tali yang panjang untuk mengikat sesuatu yang besar adalah contohnya. Bagaimana halnya dengan kalimat? Apakah kalimat yang baik adalah kalimat yang panjang yang berisi banyak pesan dan disampaikan sekaligus? terkadang malah menyulitkan bagi pembaca untuk membaca dalam sat tarikan nafas.

 Pertanyaan tersebut akan kita jawab dengan contoh sebagai berikut. *Tempat favorit saya untuk dikunjungi selama akhir pekan adalah rumah kakek nenek saya di dekat danau, di mana kami suka memancing dan berenang, dan kami sering naik perahu ke danau.*Menurut Anda ada berapa kalimat di atas. Satu! Ya, satu. Kalimat itu diawali dengan huruf kapital dan diakhiri dengan titik. Apakah Anda merasa kalimat ini mudah dibaca?

Secara normal, kalimat itu *terlalu panjang*. Kita dapat memecahnya menjadi dua atau tiga kalimat agar membuatnya lebih jelas. Coba simak kalimat berikut. *Tempat favorit saya untuk dikunjungi selama akhir pekan adalah rumah kakek nenek saya. Itu dekat danau, tempat kami suka memancing dan berenang. Kami juga sering naik perahu ke danau.*

Satu jam telah berlalu. Narasumber mengucapkan terima kasih kepada Pak Momod Moderator, Koh Sim, Pak Momo, Bu Ovi. Materi saya jadi makin berwarna. Moderator menyambutnya dengan mengatakan “Luar biasa, banyak ilm yang didapat nih malam ini. Padahal saya sudah ikut 3 kali kelasnya PAkDSus.” 

Setelah penyampaian materi selesai, kemudian masuk pada sesi Tanya jawab. Sudah ada beberapa pertanyaan yang mengantri, diantaranya: 

Pertanyaan 1: 
Selamat malam, pak. Saya Gazella dari Jakarta. Yang ingin saya tanyakan: 
1. Apakah dalam satu kalimat itu ada kriteria tersendiri untuk memuat jumlah kata yang ideal? (Misalnya hanya terdiri dari 20 kata)
2. Untuk satu paragraf, idealnya memuat 3 atau 4 baris, pak?

*Jawaban 1*
1. Menurut YOAS SEO, panjang kalimat berkisar 20-an kata.
Kalimat lengkap mengandung S-P-O-K. 
2. Untuk buku, jika satu ide sudah selesai diuraikan. Banyaknya kalimat tidak ada batas ideal.
Untuk portal berita, melintas.id (juga yg di bawah promedi teknologi) satu kalimat panjang menjadi satu paragraf. Atau dua kalimat pendek bisa menjadi paragraf.

 Pertanyaan 2: 
Malikul Rahman – Kalteng. Minta contoh dan solusi bentuk kesalahan yang sering terjadi dalam proofreading pada point :
1. konsistensi dalam penggunaan nama dan istilah
2. Logika dalam sebuah tulisan.

 *Jawaban 2*
konsistensi dalam penggunaan nama dan istilah. Contoh sederhana (mungkin ada yg membantah sebagai variasi, silakan. Jika sdh pakai aku, enaknya ya aku semua, tidak berganti dengan saya, misalnya konsiten, meskipun boleh saja menggunakan istilah lain akan tetapi perluvariasi penggunaannya dalam kalimat. Logika dalam tulisan, maksud saya , kalimat tidak menimbulkan penafsiran yang lain. Atau kalimat yang dibuat memiliki makna yang masuk akal.

Pertanyaan 3:
Asssalamualaikum wr...wb...
Saya : Aripa. Guru SMA N 2 Muaro Jambi.
Terimaksih kesempatan nya koko sim. izin bertanya pakDsus. Editor dalam sebuah buku itu sangatlah penting, mengingat tidak semua penulis paham akan tanda baca. Apalagi penulis pemula seperti saya, Adakah kiat-kiat agar tulisan kita tidak terlalu merepotkan editor?

*Jawaban 3*

Di antaranya begini:
 Kemudian, mencari rujukan di EYD, KBBI.  Kalau saya membuat flyer untuk mengingat bagaimana menulis judul, misalnya. 
 Itu ketika saya menemukan kesalahan, agar mudah mengingat. Kapasitas otak saya yang mulai menua perlu dibantu, penting juga untuk install KBBI yah pak

 Pertanyaan 4:
Assalamu'alaikum wabarakatuh wabarakatuh, saya Darti isyanti dari jakarta utara izin bertanya. Apakah pengoreksi dalam penerbitan buku hanya satu orang? Cukup valid kah menulis sendiri dan mengoreksi sendiri? Dimanakah kita mencari pengoreksi tulisan saya? Terimakasih

Jawaban 4: 
Saya membuat ini baru 48 slide. Jika para peserta berkenan nanti sya bagikan sebelum pertemuan ini ditutup. Pertanyaan Ibu Darti isyanti yang kedua, Dimanakah kita mencari pengoreksi tulisan saya? Jadi, setelah menulis, nasakh selesai, tinggalkan dulu. Lakukan kegiatan lain. Dua atau tiga hari atau sesuai kebutuhan, lihat kembali tulisan, baca ulang. Perbaiki di bagian-bagian yang kurang pas. Setelah itu, minta tolong teman untuk mengedit.

Pertanyaan 5:
Ahmad, S.Pd Dari Ambon, Maluku 
Pertanyaan: 
1. Kalimat yang panjang memang membuat orang bosan , dibandingkan kalimat yang pendek, tapi menjelaskan sesuatu juga harus panjang agar dipahami orang,,apalagi melalui tulisan. Bagaimana pendapat bapak terkait hal ini ??
2. Trik seperti apa dalam membuat kalimat menjadi pendek dan jelas sehingga orang membacanya tidak bosan ??
3. Apakah perlu menaruh kata" tertentu dalam membuat kalimat pada sebuah tulisan sehingga orang tertarik membacanya .
Sekian. Terima kasih πŸ™

Jawaban 5: 
*No 1* sSya menganalogikan dengan beras satu karung berisi satu kwintal beras (karung goni pada saat itu muat seberat itu). Saya bisa memindahkannya sekaligus, tetapi saya pun bisa memindahkannya bebrapa kali dengan karung seberat 20 kiloan.
Dapatkah Bapak menjelaskan sesuatu dengan dua tau tiga kalimat, alih-alih menjelasknannya dengan satu kalimat yang diawali huruf kapital dan diakhiri tanda titik? itu ada typo, kan saya duah bilang, ngetik di WA sering typo he he he. Sekedar info, sekarang WA kalau baru di kirim masih bisa di edit pak
*No 2* Trik saya, menganalis kalimat dan memikirkan ada berapa pesan yang akan disampaikan. Lalu, membuatnya menjadi kalimat tunggal. Jika banyak katanya tidak lebih dari 20 kata jika memungkinkan saya bikin menjadi kalimat majemuk dengan anak kalimat (istilah ini amat teknis, kayak anak bahasa, ya, Pak?).
*No3* Maksud kata-kata tertentu bagaimana, ya. Jika mau menyambung, ya gunakan konjungsi yang tepat. Itu, menurut saya.

Pertanyaan 6:
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Selamat malam. Saya A. Soleh dari Jakarta
Dalam penulisan kutipan kalimat langsung terkadang ada yang terdiri dari banyak kalimat panjang. Bolehkah di pisah menjadi 2 paragraf dan bagaimana menuliskannya?

Jawaban 6:
 Izinkan saya menjawab bagian pertama.Yang dibahas adalah kalimat panjang. Satu kalimat yang berisi lebih dari satu pesan tetapi disajikan dalam struktur kalimat tunggal. Dalam kalimat kutipan langsung sedapat mungkin dihindari.
 Jawaban bagian kedua, bolehkan *dipisah* menjadi dua paragraf? *Jika boleh,* Penulis membuat lagi formula kalimat kutipan
"...................................................................." jawab Ahmad.
"...................................................................." ujar Ahmad.
Apakah efektif? (silakan penulis menjawab)
Jika masih dalam satu percakapan, tetapi ada beberapa pesan, mengapa tidak dibuat seperti ini saja:
"Pesan .............. satu. Pesan dua. Pesan tiga," kata Ahmad menjelaskan panjang lebar.

Pertanyaan 7:
Assalamualaikum, Pakde Dus. Saya Miss Lily dari Alor. 
1. Ketika kita diminta untuk membuat resume, terkadang terjadi kesalahan mengetik atau typo hanya untuk mendapatkan posisi teratas dalam pengumpulan. Saya sendiri sendiri sering mengalaminya dan terkadang setelah dikirim baru terbaca kesalahannya. Jika typo itu terdapat di dalam blog sendiri, apakah bisa kita perbaiki atau edit kembali?
2. Banyak istilah asing yang bagi orang awam kurang paham untuk dimengerti, apakah kita perlu untuk menjelaskan istilah menggunakan Bahasa Indonesia agar mudah dipahami?
Terima Kasih πŸ™

Jawaban 7:
Halo, Miss Lily dari Alor. Wa'alaikum salaam.
 *J2* BIsa, Miss. Jangankan blog sendiri, portal melintas.id pun editor masih bisa memperbaiki. Demikian pula Kompasiana. Makanya kalau ada lomba, Kompasiana selalu berpesan, setelah dipublish, jangan melakukan pengeditan.
 *J6 no 2* (maaf di atas saya keliru menulis J2) 
Saya mencintai bahasa Indonesia, jiak tidak memungkin kan mencari padanan katanya, ketik istilah _asing_ itu dengan tulisan Italic, miring. Jika diperlukan diberi catatan kaki.
 Semoga berkenan, Miss.
 jiak = jika (typo jenis personal alias 'aku banget')

Pertanyaan 8:
Mohon izin, Gazella ingin bertanya kembali, pak πŸ™πŸ½
1. Dalam menulis sebuah artikel, apakah sebaiknya semua kalimat menggunakan kalimat aktif? Karena saya pernah menggunakan Yoast SEO, di sana ada penilaian terkait kalimat pasif yang ada di artikel saya.
2. Jika penggunaan kalimat pasif dan aktif juga menjadi penilaian dalam penulisan, apa pengaruhnya terhadap tulisan pak apabila sebuah text memiliki banyak sekali kalimat pasif? Apakah akan terhitung sebagai low content?
3. Untuk "logika dalam penulisan" berarti kalimat tidak menimbulkan penafsiran lain, mungkin bapak punya satu contoh kalimatnya?

*Jawaban 8:
* Izin menjawab kembali, untuk no.1. Sebaiknya begitu. Dengan kalimat aktif terasa ada "power" (ini asumsi pribadi). Meskipun, untuk variasi, kadang saya pun menggunakan kalimat pasif.
 No 2, saya belum pernah menjadi juri menulis yang salah satu kriterianya menganggap banyaknya kalimat pasif sebagai low content. Namun, YOAS SEO sebagai salah satu penyedia layanan tentang kekuatan kalimat aktif, maka ia sering memberi peringatan jika kalimat pada blog kita menggunakan kalimat pasif. Saya tertari untuk mengulik lebih jauh, terima kasih sudah memberi masukan dan tambahan pengetahuan, Non Gazella
 No 3, jika secara instan suruh memberikan contoh agak sulit, ya. Insya Allaah jika saya menemmukan, kita diskusikan di grup ini.

Pertanyaan 9: 
Selamat malam. Izin bertanya. Budi Amal SMPN1 Wamena.
1. Apa perbedaan Editor, penyunting dan penelaah.
2. Bolehkah editor bisa banyak orang?
Terima kasih

 *Jawaban 9:* 
Selamat malam, Pak Budi Amal, sudah 23.11 nih ya di sana
 No 1 jika melihat kamus:
orang yang mengedit naskah tulisan atau karangan yang akan diterbitkan dalam majalah, surat kabar, dan sebagainya; *pengedit*; *penyunting* , editor, penyunting, menelaah pada produk tulisan atau video. Diedit, diatur, diperbaiki agar semakin "cantik". Semakin bagus, baik, sesuai dengan standar yang ditetapkan. Penelaah, on=bjeknya bisa macam-macam ya, Pak?
 No 2, Boleh. Buku antologi saya yang terakhir, saya sebagai editornya bersama Suhu Emcho. Sudah saya jelaskan pada bagian ini. Semoga berkenan, Pak Budi Amal.

 Pertanyaan dari Pak Budi Amal menutup sesi tanya jawab kita malam ini. Materi sangat menarik, hingga waktupun berputar tanpa terasa waktu sudah berlalu. Alhamdulillah. 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

RANGKUMAN KESIMPULAN PEMBELAJARAN KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.1

TEKNIK MENULIS UNTUK SITUS PORTAL BERITA MELINTAS.ID

TENTANG MANTRA YANG MANJADI NYATA